Selasa, 01 September 2015
Sabtu, 29 Agustus 2015
Jumat, 28 Agustus 2015
Lempeng Jenang "Ibu Yati Ngudi Rahayu"
Lempeng jenang “Ibu Yati Ngudi Rahayu”
merupakan salah satu variasi produk lempeng singkong yang dimiliki oleh
padukuhan Payak. Lempeng singkong jenis pembuatan dengan jenang ini diproduksi oleh ibu Yati. Produk ini merupakan salah
satu produk yang berada dibawah naungan program “Desa PRIMA Sumbergiri”. Setiap
harinya ibu Yati dapat menghasilkan sekitar lima kilogram lempeng jenang.
Lempeng jenang dengan label “Ibu Yati Ngudi Rahayu” ini bisa didapatkan di took
oleh-oleh dan camilan di sekitaran Ponjong, Gunungkidul. Setiap bungkus lempeng
jenang dihargai Rp. 10.000,00.
Lempeng Jenang “Ibu Yati Ngudi Rahayu” is one of variations of lempeng products in Payak. The word jenang itself,
is referred to the process of lempeng making,
where the cassava extract are cooked in a large pan like making jenang (porridge). This product is produced by
Mrs. Yati, member of “Desa PRIMA Sumbergiri” program. In a day, Mrs, Yati could produce about five kilos of cooked
lempeng jenang. This product can be
found in several finger-food around Pongjong-Gunungkidul.
(Written by Assa-Nila
1061 team)
Krecek "Lestari"
Krecek
"Lestari" merupakan salah satu industri rumah tangga di padukuhan
Payak yang berfokus pada produksi krecek singkong. Industri rumahan ini telah
berdiri sejak tahun 80an. Kini usaha ini dijalankan oleh generasi
kedua pendiri usaha krecek “Lestari”, yaitu ibu Sarti. Dalam sehari, ibu sarti
dapat memproduksi sekitar 10 kilo krecek ketela kering dan siap dipasarkan. Tak
hanya di sekitar Payak, produk krecek ini juga telah terdistribusi ke kota-kota
sekitar Yogyakarta. Setiap bungkusnya, krecek ketela “Lestari” dibanderol
dengan harga Rp. 17.500,00.
Krecek “Lestari”
is one of home industries in Payak that focused on producing krecek singkong, a kind of traditional cassava chip. This industry
has been producing its products for more than 30 years. Now, this industry is
run by Mrs. Sarti as the second generation. In a day, Mrs. Sarti is able to
provide about ten kilos of dried krecek.
Not only can be found in Payak, this product also can be found in some cities
around Yogyakarta. You just have to pay Rp. 17.500,00 for each pack.
(Written by Assa-Nila
1061 team)
Keripik Kimpul "Si Pur"
Berawal
dari coba-coba, kini menjadi mata pencaharian utama. Keripik kimpul “Si Pur”
merupakan produk camilan local yang menjadi salah satu potensi ekonomi di wilayah
Payak. Baru setahun berdiri, keripik kimpul “Si Pur” mampu mengolah sekitar 15
kilogram kimpul mentah saat hari biasa dan dapat meningkat empat kali lipatnya
disaat hari libur nasional.
Setiap
satu kilogramnya, keripik kimpul “Si Pur” dibanderol dengan harga Rp.
30.000,00. Sebagai bukti dibidang kualitas, keripik kimpul “Si Pur” ini sudah
memiliki nomor P-IRT.
Keripik kimpul
“Si Pur” is a local product made from
“kimpul”. This product is the result of
an experiment conducted by Mr. Agus Purwanto, the owner, he then make it patent
by getting P-IRT certificate. In a day, this home industry could process about
15 kilos of raw “kimpul”. For a kilo of keripik kimpul “Si Pur” you just have to pay Rp. 30,000,00.
(Written by Assa-Nila 1061 team)
Rempeyek Kacang "Barokah"
Salah satu usaha bidang kuliner camilan lain yang
dimiliki Payak adalah produksi rempeyek kacang. Rempeyek kacang dengan label “Barokah” yang diproduksi oleh
Ibu Surati ini sudah ada di Payak selama lebih dari 5 tahun. Setiap harinya
Rempeyek “Barokah” dapat memproduksi sekitar 500 buah rempeyek kacang.
Bahan-bahan yang
digunakan merupakan bahan pilihan dengan kualitas yang telah melalui proses
sortir. Proses penjagaan mutu
pangan inilah yang menyebabkan rempeyek kacang produksi ibu Surati menjadi
cukup unggul. Lingkungan pemasaran rempeyek kacang “Barokah” ini tidak hanya
terbatas di sekitar Payak saja, melainkan hingga ke luar daerah.
Rempeyek kacang
“Barokah” is a home industry that produces
a kind of finger food made from flour and nut. “Barokah” home industry has been producing rempeyek
kacang for more than five years. More
than 500 pieces can be produced in a day by Mrs. Surati, the owner.
The ingredients used are all sorted before
use. The sorting process make rempeyek kacang “Barokah” have the best taste. This product can be
found in several finger food shops around Payak and Wonosari.
(Written by Assa-Nila 1061 team)
Lempeng Gethuk "Mbah Sarmo"
Lempeng
merupakan salah satu variasi olahan makanan berbahan dasar ketela berbentuk
pipih dan biasanya lebar memanjang. Ada dua jenis dalam pembuatan lempeng, yang
pertama adalah lempeng jenang dan
lempeng gethuk. Untuk lempeng yang
diproduksi oleh mbah Sarmo termasuk dalam lempeng gethuk. Hal tersebut terkait dengan proses pembuatannya. Pertama –
tama ketela direbus lalu dihaluskan. Selanjutnya ketela halus dicampur dengan bumbu
rempah-rempah. Gethuk yang telah dibumbui selanjutnya di jadikan lembaran tipis
atau lempengan tipis dengan menggunakan pipa untuk memipihkan bentuknya.
Setiap harinya Mbah
Sarmo dapat membuat 1000 buah lempeng. Untuk setiap kemasannya berisi 50 buah lempeng
dan pemasaranya di distribusikan di pasar sekitar Payak.
Lempeng is a kind of traditional finger food made
from cassava. There are two kinds of lempeng, it is called lempeng jenang
and lempeng gethuk. The
classification is regarded to the making process of lempeng. For mbah Sarmo’s product, it included on lempeng
gethuk. The cassavas, as the main
ingredient, are boiled and grinded. It then rolled to make its shape.
In a day, Mrs. Sarmo is able to make
hundreds packs of lempeng gethuk.
This product can be found in several finger food shops around Payak and Wonosari.
(Written by Assa-Nila 1061 team)
Tempe "Mbah Yaduri"
Tempe merupakan makanan
klasik yang telah mendunia sekarang ini, banyak sekali produsen tempe baik itu dengan
cara modern ataupun tradisional. Pada produksi tempe kesan modern pada masa ini
dapat dilihat dari kemasan yang digunakan. Pemilihan kemasan berupa plastic kini
lebih banyak digunakan karena dinilai lebih praktis dalam penggunaanya. Jika ingin
menikmati sajian tempe tradisional yang masih menggunakan pembukus tradisional
Tempe yang diproduksi oleh Mbah Yaduri ini dapat dijadikan pilihan yang tepat. Pembukus
yang digunakan menggunakan Daun Awar-Awar, dengan pengalaman lebih dari 25
tahun penggunaan daun sebagai pembungkus dinilai membuat tempe lebih tahan lama
dan menghasilkan rasa tempe yang klasik.
Kesan pedesaan juga
terdapat dari bahan pembuatan tempe, seperti pada umumnya tempe selain terbuat dari
bahan utama berupa kedelai juga membutuhkan ragi sebagai faktor utama yang
dapat merubah kedelai menjadi tempe. Namun dalam pembuatan tempe Mbah Yaduri tidak
digunakan ragi namun menggunakan laru dan tepung singkong (glepung). Laru ini tidak
dijual di pasaran namun dibuat sendiri. Pembuatan laru dapat dilihat dari gambar
berikut ini :
Setiap harinya dapat
dihabiskan 15 kg kedelai yang dibungkus menggunakan daun Awar-Awar dan diikat dengan
batang padi kering (damen). Tempe produksi Mbah Yaduri didistribusikan di
berbagai pasar tradisional di sekitar Padukuhan Payak serta langsung dibeli oleh
warga sekitar rumah Mbah Yaduri. Karena bisa bertahan 3-4 hari tempe Mbah Yaduri
juga sering kali dijadikan sebagai oleh-oleh.
Tempeh is one of legendary foods of
Indonesia. The unique taste of tempeh now are world-well-known. As the time
goes by, tempeh are no longer made in traditional way only. Many innovation are
conducted, somehow make a new taste of tempeh. For them who miss the classic
taste of tempeh, tempeh “MbahYaduri” is
the way best. With more than 25 years-experiences in making tempeh, tempeh "MbahYaduri" provide the best taste of classic tempeh. “laru” (a kind of positive fungi for making
tempeh) and “Awar-awar” leaves as the
package, make MbahYaduri’s tempeh
preserve longer and taste great. The use of “laru”, also make MbahYaduri’s tempeh
different from most tempeh that use “ragi” as its ingredient.
In a day, Mrs.Yaduri is able to process
almost 15 kilos of soybean. This product can be found in the markets around
Payak.
(Written by Assa-Nila 1061 team)
Sabtu, 22 Agustus 2015
"Kamali" Batako
Produksi batako Bapak
Kamali ini merupakan bisnis rumahan yang telah berlangsung selama 10 tahun.
Produki batako dilakukan di kediaman Bapak Kamali yang bertempat di Padukuhan Payak,
tepatnya berada di RT 04. Walaupun dilakukan dirumah namun pembeli tidak harus datang
langsung ke lokasi penjualan batako, ini dikarenakan terdapat layanan antar
yang dapat memudahkan pembeli dalam melakukan transaksi pembelian batako.
Proses pembuatan
batako Bapak Kamali ini masih dilakukan dengan system cetak manual, dimana pesanan
batako dicetak satu per satu. Walaupun dilakukan dengan manual namun pencetakan
batako ini termasuk cepat karena untuk setiap harinya dapat dihasilkan 150 buah
batako.
“Kamali” Batako is a “batako” (a kind of brick) home
industry in Payak. Mr. Kamali, the owner, has been doing this business for more
than ten years. Mr. Kamali offers special service for the customers by
providing delivery service for certain amount of transaction.
The making process used by Mr. Kamali is
manual copying processe. Although the production uses
manual copying process, “Kamali” Batako could
produce almost 150 batako in day.
(Written by Assa-Nila 1061 team)
Krecek "Mekarsari"
Industri rumah tangga Mekar
Sari ialah industri rumah tangga yang bergerak pada pembuatan krecek singkong. Usaha ini dimulai
bapak Tukimin sejak tahun 2000. Bapak Tukimin ialah pelopor produk krecek
singkong. Pada awalnya bapak Tukimin berpikir untuk membuat produk dari
singkong yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Kemudian ketika sedang
berada di ladang beliau mencoba mencacah-cacah singkong. Kemudian beliau
mendapat ide untuk membuat kecek singkong.
Saat ini, bapak Tukimin bisa memroduksi hingga 1 kuintal per hari dengan
memekerjakan 12 karyawan. Bahan baku yang digunakan diperoleh dari dusun payak
dan sekitarnya. Industri rumah tangga Mekar Sari mengolah 1 kuintal singkong mentah menjadi 20
kg krecek singkong. Dalam penjualan, krecek singkong Mekar Sari dikemas dalam
ukurang 0.5 kg. Krecek produk Mekar Sari di jual ke berbagai pusat oleh-oleh di
Wonosari.
In a day, Mr. Tukimin and his staffs are able
to produce 20 kilos of krecek
singkong. The raw cassavas are taken from
several farmers around Payak. To make 20 kilos of krecek singkong, a hundred kilos of fresh cassava are
needed. Krecek Singkong “Mekarsari”
can be found in finger food shops around Wonosari.
(Written by Assa-Dita 1061 team)
Jamu "Anugrah" ["Anugrah" Herbal]
Industri rumah tangga
Anugerah ialah industri rumah tangga yang bergerak pada pembuatan jamu
tradisional. Usaha ini telah dirintis oleh ibu Hj. Tukilah sejak tahun 1998.
Usaha yang terletak di RT 01 dusun Payak, Sumbergiri, Ponjong ini dijalankan
beliau dengan dibantu oleh suaminya, bapak H. Saliya. Kegiatan utama industri
ini ialah pembuatan jamu tradhisional dalam bentuk serbuk. Adapun produk-produk
utama yang dihasilkan oleh ibu Hj. Tukilah, yaitu kunir asem, kunir putih mangga,
kunir sirih, jahe merah, dan temu lawak.
Industri
rumah tangga Anugerah merupakan satu-satunya industri yang bergerak dalam
pembuatan jamu tradisional di daerah Sumbergiri. Sekarang industri ini telah
memiliki SP, dan juga P-IRT. Produk jamu Anugerah juga telah teruji di
laboratorium UGM.
Bahan baku
yang digunakan untuk memroduksi jamu berasal dari ladang bu Hj. Tukilah
sendiri, sehingga membuat kontol kualitas lebih mudah. Produk jamu dipasarkan
di daerah payak hingga kota Jogja.
Ibu Hj.
Tukilah selain memroduksi jamu, juga membuat produk lain, diantaranya ialah
krecek singkong dan marning jagung. Untuk krecek singkong sendiri telah
ditekuni selama lima belas tahun, dan untuk marning jagung telah ditekuni
selama lima tahun.
Jamu “Anugrah” is a home industry
in Payak that focused on traditional herbals production. This home industry is
owned by Mrs. Tukilah Saliya, wive of Mr. Saliya. This industry has been
running since 1998 and makes powder herbals as its main product.
As the only home industry in
Sumbergiri that producing traditional herbals, the quality of Jamu “Anugrah” products are guaranteed by the existence of SP certificate, P-IRT
certificate, and laboratory examination.
The fresh herbs are taken from
private farms of Jamu
“Anugrah” home industry. Its products can
be found in several traditional herbal drinks outlets around Payak or
Yogyakarta.
Another products made by Mrs. Tukilah Saliya
are krecek singkong (a kind of cassava chips) and marning
jagung (traditional dried corn).
(Written by Assa-Dita 1061 team)
Sejarah [History]
Dahulu
ketika Belanda melakukan invasi ke Indonesia, diketahui banyak ulama Islam yang
“menepi” ke area timur Yogyakarta, yang salah satunya adalah area Payak saat
ini. Kata “Payak” sendiri berasal dari sebuah frasa Arab “Kun Fayakun” yang
memiliki arti “Jadilah! Maka akan terjadi”.
Sebagai
tempat dimana banyak ulama jaman dahulu pernah tinggal, para penduduk Payak
terlihat begitu menggiati sisi pendidikan. Seiring berjalannya waktu, hampir
semua generasi muda Payak kini dapat mengenyam tingkat pendidikan yang baik.
Bahkan, Payak telah memiliki TK dan SD sendiri.
Once
when Dutch made an invasion to Indonesia, many of Muslim clerics were hide
themselves in the east area of Yogyakarta. The place called nowadays Payak is
also one of the area where the clerics went. They then applying their skills
and knowledge, and then build a place, called Payak. Word “Payak” itself is
derived for an Arabian phrase “Kun Fayakun” which means “Happen! And it will be
happen”
As one of the area where old clerics
ever lived, Payak villagers seemed that have high attention on education. As
the time goes by, most Payak youngsters now are all well educated, and even
have their own pre-school and elementary school.
(written by Assa 1061 team, supported by various sources)
Rabu, 12 Agustus 2015
Selayang Pandang [Overview]
Padukuhan
Payak adalah salah satu padukuhan yang terletak di Desa Sumbergiri, Kecamatan
Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara
geografis, Padukuhan Payak merupakan salah satu wilayah di Desa Sumbergiri,
Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Padukuhan ini berbatasan
dengan wilayah :
Batas
timur : Padukuhan Ngampelombo
Batas
barat : Padukuhan Wonodoyo
Batas
selatan : Padukuhan Koripan 2
Batas
utara : Padukuhan Plataran
Padukuhan
Payak terletak di Desa Sumbergiri,Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul, yang terdiri
dari 4 RT dan 1 RW. Padukuhan Payak terdiri dari 179 Kepala Keluarga dengan
total penduduk 597 jiwa yang seluruhnya beragama Islam, 296 laki-laki dan 301
perempuan. RT 01 153 jiwa 43 KK, 72 laki-laki, 81 perempuan. RT 02 160 jiwa, 47
KK 81 laki-laki 79 perempuan. RT 03 125, 38KK, 62 laki-laki, 63 perempuan. RT
04 159 , 44 KK, 81 laki-laki, 78 perempuan.
Sebagai
daerah yang masih berkembang, Payak telah memiliki sarana penunjang yang cukup
bervariasi. Di bidang pendidikan, Payak telah memilki TK dan SD di dalamnya.
Sementara di bidang perekonomian, berbagi UMKM merupakan andalan dari padukuhan
Payak.
Meskipun
begitu, perawatan, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut masih perlu dilaksanakan.
Hal tersebut diperlukan agar perkembangan padukuhan Payak yang saat ini masih
berjalan, dapat tetap berlangsung dan mencapai tingkat kestabilan. Untuk itulah
laman ini dibuat. Laman ini bertujuan agar semakin banyak orang yang
dapatterhubung dengan Payak dan dapat berpartisipasi dalam proses pengembangan Payak.
Payak is one of villages located in
Sumbergiri. Geographically, it is settled in the middle – east area of Gunung
Kidul, Yogyakarta. This village is
bordered by Ngampelombo in the East,Wonodoyo in the West,Koripan 2 for the
South line, and Plataran in the North.
Payak is divided into four small
blocks. Recent statistics said that 179 families are living in Payak. It is
included 296 males and 301 females.
As a developing area, Payak has much
of supporting aspects such as in education and economical aspects. In education
aspect, there are pre-school and an elementary school. When various UMKM,
become the prior strength in economical aspect.
Although many developments have been
done, more and more developments should be done to make sure that the
developing process will reach its goal. Based on that reason, this page is
created. This page is purposely created to support the developing process of
Payak and give a wider way for them who want to be a part of Payak’s
development.
(first published by RidhoAKB4R, rewritten and edited by Assa
1061 team)
Langganan:
Postingan (Atom)